PANGKALPINANG, INDONESIA - Pacaran di era modern sering kali dianggap sebagai fase coba-coba. Namun, tren baru mulai bergeser menuju praktik courting—sebuah pendekatan dalam menjalin hubungan yang lebih serius dan terarah menuju pernikahan. Fenomena ini mendapat perhatian khusus dari para pakar relasi, mengingat meningkatnya kesadaran akan pentingnya stabilitas dan nilai dalam hubungan jangka panjang.
Menurut survei yang dilakukan oleh Pew Research Center, sebanyak 61% generasi muda di Amerika dan Asia mulai menginginkan hubungan yang lebih bermakna dan terarah. Mereka merasa lelah dengan hubungan yang tidak jelas tujuannya. Dari sinilah muncul kebutuhan akan courting, yang berbeda dengan pacaran biasa karena melibatkan niat, komitmen, dan proses seleksi yang lebih bijak.
Proses Menuju Courting: Komitmen Lebih Dini Dan Keterlibatan Keluarga
Salah satu perbedaan utama antara dating dan courting terletak pada niat dari awal. Jika dating lebih kepada menjajaki perasaan secara santai, maka courting dimulai dengan tujuan eksplisit: mengenal lebih dalam dengan kemungkinan menikah. Dalam prosesnya, keterbukaan terhadap keluarga masing-masing menjadi bagian penting. Bukan lagi hubungan diam-diam, melainkan relasi yang transparan dan mendapatkan restu.
Psikolog klinis Dr. Liana Tan mengatakan bahwa pasangan yang mengadopsi sistem courting cenderung lebih matang dalam komunikasi dan pengambilan keputusan. Hal ini karena mereka memahami bahwa hubungan bukan sekadar perasaan, tetapi juga komitmen sosial dan emosional yang saling mendewasakan.
Etika Dan Batasan, Menjaga Nilai Di Tengah Hubungan
Etika menjadi fondasi dalam courting. Pasangan yang menjalani proses ini biasanya lebih jelas menetapkan batasan, seperti menjaga komunikasi sehat, tidak melakukan kontak fisik berlebihan, hingga mendiskusikan masa depan secara intens. Hal ini bukan sekadar mengikuti norma lama, tetapi sebagai langkah perlindungan terhadap nilai-nilai diri dan hubungan itu sendiri.
Data dari sebuah studi hubungan jangka panjang di Jepang menyebutkan bahwa pasangan yang membicarakan ekspektasi sejak awal memiliki kemungkinan 40% lebih tinggi untuk menikah dalam 3 tahun pertama dibanding mereka yang hanya menjalani hubungan tanpa arah. Ini membuktikan bahwa arah dan tujuan sejak awal mampu memberikan struktur dan harapan realistis bagi kedua belah pihak.
Courting, Solusi Untuk Pacaran Yang Lebih Bermakna
Di tengah dunia yang semakin serba cepat dan penuh distraksi, courting menawarkan pendekatan relasi yang lebih dalam dan terarah. Tidak hanya memperkuat fondasi hubungan, tetapi juga membantu pasangan saling memahami secara emosional dan spiritual sejak awal. Dengan memperhatikan nilai, komunikasi, dan restu keluarga, courting bisa menjadi jawaban bagi mereka yang ingin menjadikan cinta sebagai jalan menuju pernikahan, bukan sekadar persinggahan sementara.
============
Reference :
============
Tag : RelationshipGoals, RelationshipAdvice, CoupleGoals, MarriagePrep, HealthyRelationships
============
Content Writer
Bastian
Editor
Bastian